Sebenarnya blog saya ini saya buat khusus untuk galeri foto dan biasanya saya membuat tulisan coretan-coretan yang tidak jelas di blog saya yang satunya, yaitu di Coretan Usang . Tapi kali ini saya membuatnya disini karena ada hubungannya dengan dunia fotografi. Biar disangkanya saya Fotografer beneran, padahal sebenarnya saya hanyalah tukang foto keliling biasa.
hahahahahaha…
Pembahasan tentang editing foto bagi saya adalah sesuatu yang menarik, yang mungkin sudah ada sejak dahulu kala. Yaa… gak dulu-dulu banget sih. Jangan mikirnya terlalu jauh sampai ke jaman Plato, Zarathustra, Napoleon dan kawan-kawannya. Gak segitunya juga kalee..
Sebenarnya bagi saya, editing itu bukan masalah boleh atau tidaknya, karena memang tidak ada larangan mengenai hal itu, tapi lebih menyangkut ke mutu atau kualitas. Sadar atau tidak, sebuah foto itu pasti mengalami proses editing di dalam kamera itu sendiri. Bahkan ketika jaman dulu disaat sebuah foto masih harus dicetak melalui klise, proses editing juga terjadi di ruang gelap tapi terkadang kita tidak sadar.
Mengutip ucapan seorang Arbain Rambey – seorang senior fotografer jurnalistik – di dalam sebuah workshopnya ,dunia fotografi itu bebas, tidak ada batasannya. Kalaupun ada batasannya, batasannya itu adalah norma hukum dan norma susila.
Kebebasan itu berlaku untuk masalah editing juga. Terserah mau diedit seperti apa, bebas.
Disini untuk editing foto, saya kelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu editing ringan/minor, editing sedang/medium, dan editing berat/manipulation.
Editing ringan merupakan sebuah proses editing foto yang hanya sebatas ruang gelap. Hanya mengatur gelap-terang, pencahayaan, resize, croping, dodge & burn tanpa mengubah keaslian dari sebuah foto.
Editing sedang biasanya selain pengaturan gelap terang dan pencahayaan, juga ada beberapa proses tambahan. Biasanya proses editing perubahan tone warna dan editing kulit untuk pemotretan model seperti menghaluskan kulit serta membersihkan jerawat yang ada di wajah.
Untuk editing berat itu sendiri sudah termasuk digital manipulation, benar-benar merubah keaslian sebuah foto. Termasuk diantaranya adalah mengganti background, mengganti warna baju dan lain-lain. Perlu sebuah ilmu khusus untuk benar-benar menguasai hal ini dan bagi saya, itu benar-benar tingkat kesulitan yang tinggi.
Mungkin bagi golongan yang Anti Editing, yang dimaksud adalah mengharamkan editing berat itu karena mengubah keaslian sebuah foto.
Di dalam dunia jurnalistik, edit foto itu setara dengan edit tulisan. Mengedit adalah tugas dari seorang editor untuk menyampaikan hal terbaik kepada para pembacanya. Melakukan editing foto adalah memperbaiki hal-hal yang kurang pada sebuah foto tanpa mengubah esensi realitasnya, sama seperti mengedit tulisan atau naskah. Editing yang terjadi di dalam dunia jurnalistik adalah biasanya editing ringan.
Sekali lagi, tidak ada yang salah atau benar dalam editing sebuah foto. Semua sah-sah saja. Tergantung konteks bagaimana foto itu akan diperlukan. Jika untuk sebuah lomba online yang biasanya ada syarat editing sebatas ruang gelap, ya ikutilah aturannya atau Anda akan didiskualifikasi. Jikalau untuk foto komersil, terserah bagaimana kata klien, terserah apa yang klien inginkan.
Bagi yang anti editing, janganlah menyalahkan yang suka editing. Bagi yang bisa dan mahir editing, janganlah mencibir orang yang tidak bisa editing. Tetaplah untuk saling menghargai, menghormati dan berdamai.
Jangan lupa tersenyum untuk hari ini 🙂